Secangkir Teh Dan Seribu Pertanyaan Tentang Seks (“Sex 101”)
Greg Mortenson, seorang petualang dan juga pionir pendiri sekolah-sekolah khusus perempuan di Afghanistan menulis sebuah buku berjudul Three Cups of Tea. Dalam bukunya itu, Greg menulis kebiasaan orang Balti yang suka melakukan jamuan minum teh untuk memulai sebuah pertemanan dengan orang asing. Setiap cangkir teh yang dihidangkan mempunyai makna. Satu cangkir teh adalah untuk orang asing, dua cangkir teh untuk seorang sahabat, dan tiga cangkir teh adalah untuk sebuah persaudaraan.
Orang-orang di Timur Tengah khususnya Mesir tak berbeda jauh dengan suku Balti yang juga suka menawarkan teh untuk memulai sebuah pertemanan. Undangan minum teh pertamaku di Mesir datang dari seorang manajer restoran seafood bernama Ahmed di Dahab, Sinai ketika aku dan Kwan, teman seperjalananku sedang mencari makan malam yang enak sehabis snorkling di Blue Hole. Kami sebenarnya tak berniat makan di restoran Ahmed karena mahalnya harga-harga makanan di restoran tersebut. Tak ada jenis makanan yang dibawah harga 10 Pound. Ahmed yang melihat kami celingukan di depan restorannya tertarik untuk ngobrol dengan kami. Dia pun menyuruh seorang pegawainya mengundang kami masuk kedalam restoran.
Ahmed kelihatannya seorang yang baik hati. Dia langsung menyambut kami dengan hangat ketika kami masuk ke restorannya. Tanpa basa-basi, dia langsung menyuruh pegawainya membawakan dua cangkir cai (tehdalam bahasa Arab). Terus terang, kami tak bisa menolak kalau ada yang menawarkan teh karena itu berarti tanda pertemanan. Tak hanya teh, Ahmed juga memberi kami kue-kue khas Mesir sembari ngobrol yang topiknya berakhir di seputar masalah seks. Ahmed ternyata sangat antusias ingin membahas topik yang satu ini. Setiap kali kami mengalihkan pembicaraan ke hal lain, Ahmed selalu mengembalikan obrolan kembali kepada masalah seks. Ahmed sepertinya sangat penasaran soal yang satu ini seks. Walaupun umurnya di sekitar awal 30-an, aku dan Kwan menduga Ahmed belum pernah berhubungan seks sebelumnya karena pertanyaan-pertanyaannya soal seks kepada kami sangat polos dan terkesan “bodoh”.
“Are you married?” tanya Ahmed.
“No,” jawab aku dan Kwan serempak.
“Do you have a girlfriend?” tanya Ahmed lagi.
“Many girlfriends,” jawabku sekenanya dengan bercanda.
“I have one,” jawab Kwan.
“Do you have sex?” tanya Ahmed semakin spesifik.
“Yes,” jawab Kwan.
“How many women do you sleep with?” tanya Ahmad semakin bersifat pribadi
“Some,” jawab Kwan enteng.
“How do you do that? Do you kiss her first or hug her? Do you fuck her directly? Can you tell me what to do first?” tanya Ahmed beruntun dengan penuh penasaran.
Aku dan Kwan agak bingung menjawab pertanyaan Ahmed karena baru pertama kali kami ditodong dengan pertanyaan seperti ini. Setelah berdiskusi sedikit akhirnya Kwan mau berbaik hati mengajari Ahmed tentang foreplay, main course dan after play yang aku rasa tak perlu kuceritakan detailnya….:-) Kwan sudah seperti pakar seks saja ketika menjelaskan bagaiman caranya melakukan “ML”dengan cara yang benar. Ahmed pun mendengarkan penjelasan Kwan dengan penuh perhatian sampai keningnya berkerut, persis kayak anak SD yang baru saja mendapat ilmu baru. Untung ingusnya nggak sampai keluar….:-p.
Setelah “Pelajaran Sex 101” selesai diberikan oleh Kwan, Ahmed mengutarakan isi hatinya yang paling dalam kepada kami. Dia ingin sekali pergi ke Bangkok dan bercinta dengan gadis-gadis Thailand yang dianggapnya sangat cantik dan seksi. Ahmed berjanji kepada kami jika suatu saat nanti dia akan pergi ke Bangkok untuk menuntaskan mimpi indahnya. Aku dan Kwan hanya tersenyum saja mendengar keinginan Ahmed.
“Do what ever you want to do, bro,” ucap Kwan menyemangati.
Ahmed sepertinya cukup puas mendapat pelajaran baru dari Kwan, ”sang professor seks”. Kami yang tadinya tak berniat makan di restoran Ahmed akhirnya memilih untuk makan di sana setelah dia berjanji memberi diskon 20 pound untuk total tagihan di restorannya. Semua hanya gara-gara pelajaran seks dari Kwan. Tentu saja kami tak menolak. Kami awalnya tak percaya, tapi Ahmed meyakinkan kami. Ahmed tak bohong, kami benar-benar diberi diskon 20 Pound (sekitar $ 4 waktu itu) ketika memberikan tagihan yang jumlahnya hampir 40 EP.
Pengalaman dengan mendapatkan discount hanya gara-gara menceritakan pengalaman seks adalah hal yang baru bagiku dan Kwan. Kayaknya kejadian seperti ini jarang banget terjadi, dapat diskon gara-gara cerita soal seks. Kalau semua manager restoran di Dahab seperti Ahmed, aku dan Kwan pasti bisa makan gratis……:-p.
Copyright: Jhon Erickson Ginting
Sumber: Pengalaman Pribadi
Copyright Photo’s: Jhon Erickson Ginting
ketika kami keluar dari restoran Ahmed.
Kemudian jadi teringat, saya dan teman baru saja diberikan pelajaran sex 101 juga di Jaisalmer minggu lalu oleh juru masak di sebuah hotel. :))
Hehehe…..hati-hati Feb jangan langsung praktek…:-) regardsJ.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
“Do you have a girlfriend?” tanya Ahmed lagi.
“Many girlfriends,” jawabku sekenanya dengan bercanda.
“I have one,” jawab Kwan.
“Do you have sex?” tanya Ahmed semakin spesifik.
“Yes,” jawab Kwan.
“How many women do you sleep with?” tanya Ahmad semakin bersifat pribadi
“Some,” jawab Kwan enteng.
Terus jawaban abang apa? Kok gak diceritain :p
Huahahahahahah…Linda, kamu pingin tau aja…….:-). Udah ada “PM” Lin…repot kita nanti..hahahaha
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
baru nemu blog ini, gara2 nyari di google tentang afrika. kayaknya asik ya perjalanan ke sana meski tegang? pengen cuman ga mungkin karena ortu pasti ga ngijinin XD
pernah nyoba ke korea utara ga mas? negara yg cukup unik itu..dan katanya bisa lewat china loh. dari beijing naek keoryeo air. kalo liat di youtube sama blog, isinya sama semua. dan kebanyakan turis dari US. pengen tau dari sisi org indonesia. >____< dulu sih pernah ada yg bahas di forum, cuman ga detail gitu deh bahasnya.
Hi Henny….iya blog saya memang nggak begitu populer. Mungkin karena sy jg gak pernah ikut grup2 backpackeran…:-) Soal tegangnya perjalanan itu tergantung orang….Saya memang bosen saja traveling biasa sehingga selalu cari yang “sedikit mendebarkan”. Travel biasa saja tak akan mendebarkan. Soal Korea Utara, saya pernah hampir ke sana tahun 2006 tapi saya batalkan karena saya pasti mati bosan. Perjalanan ke sana tak ubahnya seperti ikut tur….nggak bisa ngelakuin yang lain, apalagi mewancarai penduduk seperti yang biasa saya lakukan jika traveling ke berbagai negara. Yang udah pernah itu Mbak Ellen Eliawaty. Tiga tahun lalu dia ke sana…
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
iya..emang kurang populer kayaknya. dari cerita juga 1 of a kind gitu..hahaha oh ya jarang ke eropa ya mas? soalnya pas liat kategorinya ga ada eropa. 😛 tapi gaya cerita nya unik + inspired. keep posting deh! 😀
wahhh boleh kasih linknya ga mas klo ada ceritanya di blog? pengen liat dan pas googling namanya ga kluar blognya..hehehehe
Yah gimana ya Henny…Ini blog untuk real traveler yang suka cari tantangan, terkadang taruhannya nyawa bukan untuk “traveler alay” yang doyan narsis di medsos gitu loh….:-p. Ke Eropa biasanya saya dalam urusan kerjaan. Naiknya juga business class dan tinggal di hotel ratusan dollar per malam. Apa yang harus saya ceritakan ya?…hehehehe. Ah masak sih, kamu ketik aja Ginting WordPress atau travel x pasti muncul di Google….hehehe. Kalau mau update cerita baru, di follow aja pakai email….:-) regardsJ.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
ngakak abis baca ceritanya ini. hahahaha
memang kalo Travel X itu tetap beda dari yang lainnya….
Hehehe……cerita kayak ginig mungkin gak bakalan disetujui kalau dibukukan walaupun lucu….:-) J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
hehee,,kayanya ada bakat buat jadi konsultan sex bang,,
ga bosen-bosen baca kisahnya..
Hahahaha…..belum mau alih profesi Widi….Lagian temanku yang paling banyak cerita kok… regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
Keren tulisannya.. Aku baca satu persatu.. Btw artikel yang satu ini agak menarik.. Haha
Terimakasih Irkham…..Sex kan selalu menarik untuk dibicarakan…bukan begitu?
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
Tidak terlalu vulgar padahal, kalau dibaca orang dewasa, obrolan wajar biasa ketika pria-pria berkumpul.