Turki Yang Sekuler Diantara Dua Benua
Aku malas sekali bicara soal agama karena agama itu sangat pribadi sifatnya dan tentunya menjadi urusan masing-masing. Terlebih lagi, aku besar di Indonesia dimana orang-orangnya sangat “perduli” dengan agama dimana mengisi formulir rumah sakit atau hal-hal yang tidak berhubungan dengan agama harus menuliskan agama. Kalau kita pacaraan pun, pertanyaan orang tua kita pertama kali bukan soal jenis kelamin orang yang kita pacari. Pasti agama yang pertama kali ditanyakan…:-p. Mereka baru sewot ketika kita pacaran dengan sesama jenis. Lah salah sendiri nggak nanya….:-p.
Kali ini aku sedikit melanggar “kode etik” dengan menyinggung soal agama karena tak mungkin aku tak menyinggung sedikit topik yang sensitif itu jika aku berbicara tentang Turki, negara yang pernah kutinggali selama setengah tahun. Keingintahuanku soal agama dan juga budaya di Turki bermula ketika aku dan beberapa teman kantorku yang asli Turki makan siang di hari pertama bulan Ramadhan. Kantor tempat aku bekerja di Ankara memang selalu menyediakan makan siang. Sebenarnya aku sudah bersiap untuk makan diluar atau ikutan puasa juga mengingat secara statistik penduduk Turki 99% adalah muslim. Tetapi, aku sedikit bingung ketika tak satupun teman kantorku yang orang Turki berpuasa. Disinilah aku pertama kali bersentuhan dengan kesekuleran orang Turki. Di meja makan, aku menceritakan keadaan di Indonesia dimana minggu-minggu pertama bulan Ramadhan banyak warung makanan tutup. Salah satu temanku orang Turki mengatakan bahwa di kota besar orang tidak begitu pusing lagi dengan urusan agama. “We are moslems from our parents but most people in the city do not practice it,” ucap salah seorang dari mereka. Menurut mereka, puasa di bulan Ramadhan masih dijalankan di kota-kota kecil atau desa-desa. Kelihatannya orang Turki terutama di perkotaan sudah berpikir seliberal orang-orang di Eropa Utara. Mereka malas berpikir hal-hal yang bersifat religius.
Turki menjadi sekuler sejak kekalahan Kesultanan Ottoman pada Perang Dunia I. Bapak Turki Modern, Kemal Attaturk seorang Jenderal dalam pasukan Kesultanan Ottoman mengambil alih kekuasaan setelah mengalahkan pasukan Inggris dan Yunani. Kekuasaan Kesultanan Ottoman yang dulunya membentang dari Timur Tengah, Afrika dan Eropa kemudian menyusut menjadi seluas Turki yang sekarang.
Setelah menjadi negara republik yang sekuler, Kemal Attaturk melakukan banyak pelarangan terhadap simbol-simbol masa lalu Turki seperti pakaian, kebudayaan, simbol-simbol agama dan lain-lain. Bahkan dimasa jaya sekularisme di Turki, wanita berjibab sering mendapat perlakuan diskriminatif seperti tidak diizinkan kuliah di perguruan tinggi dan tidak diperboolehkan kerja di instansi pemerintah. Attaturk ingin membuat sebuah negara Turki modern yang sekular dimana pemerintahan terpisah dari agama. Militer Turki menjadi penjaga nilai-nilai sekular yang dipegang pemerintah Turki. Cita-cita Attaturk memang tercapai terutama di daerah perkotaan. Di daerah pedesaan dan kota-kota kecil, nilai-nilai agama dan juga budaya Turki masih kuat.
Kesekuleran Turki memang bukan hanya soal agama, tetapi juga budaya. Ketika salah seorang teman kerjaku di Ankara yang kebetulan seorang wanita Turki melangsungkan pernikahan, tak ada sama sekali unsur budaya Turki di dalam acara pernikahannya. Acara pernikahan tak ubahnya sebuah pernikahan ala Eropa lengkap dengan acara dansanya. Teman kerjaku dari Malaysia sampai berkata bahwa orang Turki telah kehilangan identitias diri karena terlalu banyak mengambil budaya dari negara lain menjadi budaya mereka.
Penjelasan yang masuk akal soal budaya Turki aku dapatkan dari seorang kawan lain dari Turki yang sudah berumur diatas 50 tahun. Menurutnya, generasi muda mereka memang mengikuti budaya Eropa yang sangat liberal terutama di daerah perkotaan. Mereka ingin dianggap sebagai orang Eropa, tetapi orang-orang dari generasi yang lebih tua menganggap bahwa mereka masih menjadi bagian dari Asia yang menjunjung tinggi nilai-nilai orang Asia yang lebih konservatif.
Aku melihat Turki menjadi sebuah arena tarik-tarikan antara sekularisme dan Islam selain tarik-tarikan budaya antara Eropa dan Asia. Selama negara ini berdiri negara ini, tarik-tarikan tersebut akan terus berlangsung. Semoga tarik-tarikan itu tidak akan berubah menjadi sebuah perpecahan. Semoga saja………
Cerita-cerita saya yang lain tentang Turki dan kehidupan disana bisa dilihat di:
Hal-Hal Yang Unik Di Ankara Part 2
Hal-Hal Yang Unik Di Ankara Part-1
Copyright: Jhon Erickson Ginting
Sumber: Pengalaman Pribadi
Copyright Photo: Jhon Erickson Ginting
Nice article Jhon! Turki emang menarik bgt ….
Thanks Sar…Pergi kesana kalau ada kesempatan….
Wah menarik banget. kapan Jakarta bisa sesekuler Ankara. Aku mau ke Turki bulan 40 hari lagi. Sebelumnya aku pikir harus packing baju2 muslim biar aman, soalnya backpacking sendirian. Eh, ternyata enggak islam 2 banget ya. Lega.
Wah Turki jauh lebih sekular dari Jakarta. Kalau musim panas pakaian sexy semua sampai-sampai susah konsentrasi kalau kerja. Kota-kota besar di Turki sama liberalnya dengan kota-kota di Eropa. Syria dan Jordan juga lumayan sekuler, tak perlu pakai pakaian tertutup asal sopan saja…..Yang konservatif di Arab sana adalah KUwait, Saudi,da Yemen. Yang lain mah nyantai….
regards je
Hi Bang Ginting, aku baru baca Australia Travel Advice tentang Turkey yang akan pemilu Juni 12 tahun ini. Saya akan jalan2 di Turkey 3 minggu dari May 31 -June 18. Mempertimbangkan isi travel advice tsb kok serem banget. Tapi pas aku bandingin dengan Travel Advice untuk Indonesia juga sama seremnya. PAdahal Indonesia sekarang baik2 aja, termasuk Bali. Anda masih mukim di Ankara saat ini? Sejauh mana sih kemungkinan chaotic-nya. Barusan di TV juga mengabarkan kersushan di Dryabakir. Mohon sarannya. Kayaknya saya nggak mungkin ngebatalin soalnya tiket pesawat dah beli dan non-refundablle. Selain itu aku nggak begitu percaya sama media. Tolong ya bang, info terakhirnya.
Mbak Lili,
Saya tidak tinggal di Turki lagi tetapi saya kebetulan berada di Turki pada saat pemilu 2007 dimana Erdogan yang menang saat itu. Kok cepat banget pemilu lagi ya? Demonstrasi memang ada tetapi tidak ada kerusuhan. Demonstrasi dilakukan oleh kaum muda yang moderat yang tidak menginginkan Erdogan jadi presiden. Ya demo biasa gitu doang sih. Pada saat pemilu semua bar dan cafe di Turki tidak diperbolehkan menjual alkohol. Paling chaotic di Turki kalau ada serangan bom mbak Lili yang biasanya dilakukan oleh orang Kurdi tapi kan jarang. Chaotic yang lain ya kalau tim sepakbola mereka kalah.hehehee. Saya tidak melihat ada yang dikhawatirkan. Kota Ankara malah sepi banget pas pemilu 2007. Saya jalan2 di sekliling kota nyari obek foto saat itu. Turki itu luas mbak, jadi kalau cuma rusuh doang di satu kotatapi jauh dari pusat turis kan nggak masalah. Lah kan bisa lihat saya masih hidup nih sampai saat ini walaupun sebagaian negara2 yang saya masuki masih dalam keadaan perang sipil..hehehehehe. Media memang sering berlebihan tapi memang harus tetap waspada. Takut wajar, panik jangan.
regards je
Thanks bang. Mantep nih berangkat ke Turki.
sekian ratus tahun berjaya ujung-ujungnya jadi SAMPAH juga….
sekali sampah yaa tetep aja sampah
dan oleh karena itu buanglah sampah pada tempatnya
nyari beasiswa atau kerja disana……??
klo mau sekolah disana persyartannya apa aja……??
klo kerja ngajinya gede’ nggak……..??
Waduh….kalau pertanyaan soal sekolah mungkin jangan ditanyakan ke saya…Saya dulu bekerja sebagai konsultan untuk perusahaan minyak asing di Swiss dan ditempatkan di Turki….jadi kerja yang sangat formal…soal gaji tentu tak akan saya bilang disini…hehehe
tiket ke Turki yg murah itu pake airline apa dan bulan berapa bang?
Kalau tiket murah itu relatif Ded, tergantung promo sepertinya. Kalau paling mudah ya naik Turkish Air dari Jakarta menuju Istanbul ($1000) . Kalau mau menghemat dengan Low cost airlines tapi rada susah karena caranya dengan nyambung-nyambung. Tiket kamu pesan online. Dari Jakarta-KL: Air Asia ( Rp 540.000 = $ 60) KL-Chennai: Air Asia ((RM 380 = $120.5) , Chennai-Istanbul: Air Arabia, 15500 INR = $ 293 (website: http://www.airarabia.com/home), transit di Dubai. Ongkos tiket aku hitung jika kamu berangkat 1 bulan dari sekarang. Total ongkos cuma 4.2 juta kalau naik low cost budget. Cuma di India kamu harus bayar visa on arrival India 25 dollar. So kalau naik sambung-menyambung tapi agak lama, kamu bisa hemat 4.5 juta atau sekitar $500. So, mau pilih yang mana?
J.E Ginting
https://ginting.wordpress.com/
________________________________
oh walaupun cuma transit di India musti bayar visa on arrival yah. Saya barusan dapet info di blog penulis “Jalan2 hemat Turki 2,5 juta” itu kalau ada promosi Qatar Airways bisa dapet 6juta.
Kalau jalan-jalan ke Turki kayanya sebagian besar uang habis untuk tiket yah?
Btw makasih yah infonya bang
Dedy,
Penulis itu bukan traveler, cuma memanfaatkan satu kesempatan promosi untuk jalan2. Kalau nunggu promosi ya terpaksa kamu tunggulah dan rajin-rajinlah mencari. Dan itu kan cuma judul, nggak mungkin dia cuma habis 2.5 juta jalan-jalan disana. Saya pernah tinggal di Turki, jadi tahu banget biaya hidup disana. Untuk promosi buku kan lumayan bisa menarik pembaca yang tidak tahu apa-apa. Yang saya kasih tahu adalah cara traveling yang paling masuk akal. Memang mahal di tiket. Kalau mau murah, ya seperti yang saya lakukan, menyusuri beberapa negara sekaligus tapi perlu waktu yang lam sampai berbulan-bulan. J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
baru aku mau beli bukunya bang. Jadi yang ditulis di buku itu gak berguna yah?
Dedy,
Kalau sudah beli bukunya jangan nggak dibaca, sayang duitmu…hehehe…Problem dengan traveler Indonesia adalah mereka pingin cepat2 bikin buku. Traveling sudah jadi industri. Judul buku yang “bombastis” menjadi salah satu nilai jual bisnis salah satunya “judul travel murah”.
Rp 2.5 juta keliling Turki jelas nggak mungkin kecuali mendapat bantuan fasilitas. Ini sudah termasuk ongkos pesawat?
1. Penginapan per hari paling murah (dormitory): $ 15
2. Makanan paling murah: beli di supermarket roti = daging ham: $ 3, beli sandwich: $ 5. Per hari sekitar $9-15
3.Ongko kereta, bus, dll untuk satu kota (kecuali mau jalan kaki ampe gempor…:-p): $5-10 per hari tergantung jarak.
4. Visa on arrival: $ 25 untuk 30 hari
5. Tiket masuk ke tempat2 bersejarah atau wisata: $ 3-5 per tempat, misal 3 tempat per hari: $ 9-15 6. Ongkos bus antar kota, misalnya dari Istanbul ke Ishmir atau ke Ephesus, misal $ 25 atau mungkin lebih.
Perhari saja, pengeluaran kamu paling murah sekitar $ 38-55. Nah, kalau punya duit cuma 2.5 juta artinya kamu bisa berada di Turki selam 4-6 hari dengan duit segitu dengan catatan hanya satu kota yang kamu kunjungi. Kalau kamu keliling kesana kemari jelas nggak cukup uang segitu karena biaya bus antar kota cukup mahal.
Mengenai pesawat, saya harus minta maaf karena yang saya kasih pesawat one way, kalau PP sekitar 900. Tapi kalau kamu mau nunggu promo ya mungkin ada yang jual $600 PP tapi saya tak pernah tahu. Makanya saya nggak pernah travel hanya satu negara dan travel dalam waktu singkat karena berat di ongkos. Saya travel berminggu-minggu dan sampai berbulan2 menyusuri berbagai negara supaya irit di ongkosnya.
Kalau kamu sudah baca bukunya mungkin kamu bisa tahu rahasianya gimana caranya modal 2.5 juta bisa travel di keliling Turki dengan cara yang kebanyakan traveler di seluruh dunia lakukan pada umumnya. Bukan pakai bantuan ini dan itu ya….
regards
J.E Ginting
https://ginting.wordpress.com/
________________________________
Petunjuk abang yang diatas itu tiket one-way atau pp?
dalam buku itu 2,5 juta cuma buat makan,akomodasi dan transport….belum termasuk tiket pesawat.
Memang ada yang bikin kaya jalan2 singapore 500ribu…saya sih udah tau ga mungkin lah kalau itu termasuk tiket pesawat. 🙂
coba yah nanti saya posting itinerarynya disini kalau Abang gak keberatan. Nanti kalau boleh tolong abang review apa itu mungkin atau gak.
Ded,
Silakan aja bikin itenarinya……Aku ga keberatan untuk ngereview…..Sudah sering ditanyain soalnya..heheheh…..Syukur kalau kamu sudah tahu…Traveling itu kan gak cuma liat2 sebentar lansgung pulang….traveling instant namanya…mending ikut tour aja kalau gitu..hehehe….
J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
Wew turky memang direkomendasi untuk didatangin..terlebih istanbul, kota yang sangat romantis. Saya pernah stay sedikit agak lama di Istanbul.
Terlepas dari itu, saya jadi tersenyum geli menyimak ulasan bang jhon.
Memang Turky negara yg sekuler, tapi mungkin tidak separah paparan diatas, sedikit mengambil cuplikan dr tulisan bang jhon.. ” Salah satu temanku orang Turki mengatakan bahwa di kota besar orang tidak begitu pusing lagi dengan urusan agama. “We are moslems from our parents but most people in the city do not practice it,” ucap salah seorang dari mereka. Menurut mereka, puasa di bulan Ramadhan masih dijalankan di kota-kota kecil atau desa-desa. Kelihatannya orang Turki terutama di perkotaan sudah berpikir seliberal orang-orang di Eropa Utara. Mereka malas berpikir hal-hal yang bersifat religius..”
Selama hampir 3 tahun di istanbul, kuliah disana, saya bergaul dengan orang-orang yang begitu menerima perbedaan, tapi mereka juga tetap melaksanakan rukun-rukun islamnya, seperti shalat dan puasa. Begitu meriahnya euforia Ramadhan kalau kita berjalan jalan diarea sultanahmed atau berbuka puasa dikawasan Taksim. Alangkah naifnya kalau kita menjudge hanya dari perkataan salah satu teman bang jhon..hehe..apalagi bang jhon hanya 1 tahun di turky (ankara)
Apapun itu skali lagi, turky layak dikunjungin..mainlah ke Topkapi palace, grand bazaar atau yang mau menikmati hiburan malam ke daerah taksim. Tks
Dear Camilla,
Kalau kamu tersenyum geli ya itu urusan kamu. Lah wong mereka yang bilang sendiri. Lagian dunia kita berbeda, dari sudut mahasiswa dan pekerja profesional. Dari seratusan teman kerja saya yang orang Turki, mereka 99.99% sekuler garis keras. Mahasiswa biasanya pasti lebih idealis dan temanmu mungkin kebanyakan dari kota kecil. Mereka belum kena paham kapitalisme saja…..:-p. Setelah berada pada dunia kerja, orang cenderung lebih realistis dan menikmati hidup. Dan, saya tidak menghabiskan waktu di Ankara saja. Mungkin saya “lebih tahu Istanbul” daripada kamu walaupun kamu tinggal 3 tahun. Saya juga tidak bicara tentang masalah tidak saling menghormati perbedaan. Saya juga sudah terlalu bosan melihat tempat2 wisata yang kamu bilang karena sebulan sekali saya ke Istanbul. Selain itu, saya memang tidak begitu suka dengan daerah turistik dan lebih senang kepada hal sosial. Jadi, mungkin saja kamu benar dan saya juga belum tentu salah…..
PS: Camilla, kalau mau nulis pengalamanmu sendiri ya buatl bloglah. Dan, kalau mau protes bikin identitas dan email yang jelas. Jangan gelap kayak gini.
regards
J.E Ginting
https://ginting.wordpress.com/
ikut gabung ya. aku juga pengen banget nih jalan2 ke antalya. kemarin aku cek harga tiket pesawat ke antalya PP transit 3x @12jutaan pake qantas airlines, turkish airline. tapi bingung nya gak punya temen untuk jalan2 kesana, secara belum ngerti sama skali keadaan disana jadi saya juga msh ragu2 untuk kesana, bisa kasih solusi gak mas ginting? ditunggu ya 😉
Hi Tuty, harga Rp 12 juta PP saya rasa sudah cukup murah. Soal masalah disana, saya rasa nggak perlu dikhawatirkan. Antalya adalah kota perisitirahatan yang sangat terkenal, jadi mungkin masalah yang kamu dapat tak akan jauh berbeda dengan tempat-tempat turis yang padat lainnya seperti penipuan, taxi dan hotel yang mahal, etc. Kalau kamu ke Ankara masalah tersebut bisa dibilang tidak bakal kamu dapatkan. Orang Turki cukup friendly kecuali dalam urusan sepak bola…:-p. Selain itu, kalau mau enak jangan pergi ke Antalya pada saat weekend karena bakal ramai sekali. Antalya juga tempat orang-orang Turki menghabiskan waktu untuk istirahat saat weekend. Hal yang lain perlu diingat Antalya cukup mahal jika dibandingkan Ankara atau Istanbul…..Kalau soal travel sendiri, saya rasa nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Common sense is the best tool to get out from trobule.
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
Komentar ini ditujukan kepada “Joker” tanggal 18 juli 2011 yang mengatakan Turki negara sampah. Mudah2an gak ada komentar2 lain yang seperti komentar “Joker”. Kalau mau jadi fanatik, di tempat lain saja-Trims.
Hallo Mas,Pak ato Bang Ginting.
Satu hal yg sangat penting yg harus diketahui oleh orng Indonesia adalah Turki itu bukan negara Arab dan juhga bukan negata yg berbangsa Arab. Anda tidak bisa mengkomentar tentang kehidupan Islam cm melihat kehidupan beberapa daerah di Ankara juga di Istanbul. Di seluruh kota yg ada di Turki kalo lg bulan Ramadhan ada Tenda Buka Puasa bwt orang2 yg miskin dan jg bwt orng2 yg ga sempat pulang ke rumahnya. Seluruh masjid tua penuh dengan pengunjung dr luar kota maupun dr negara2 Muslim yg lain. Saya sdh 7 thn tnggl Indonesia dn tdk pernah merasa suasana Ramadan,Idul Fitri dan Idul Adha disana. Penjual makanan yg td anda menyebut diatas selain Ramadan juga ada di pinggir jalan Jakarta ato di kota lain,bedanya cm satu penjual sup buah dan kolak saja. Karena di Turki menteri kebirsihan dn kesehatan itu bnr2 kerja emang ga boleh ada kaki lima kotor yg jual makanan sprti di Indonesia dan itu sngt wajar menurut saya. Alhamdulillah kehidupan Islam di Turki juga masih beda jauh sama Indonesia, disini Agama itu agama budaya itu budaya tidak tercampur seperti di Indonesia. Saya bersyukur kepada ALLAHj karena lahir sebagai orng Muslim di Turki kalo lahir di Indonesia kemungkinan besar sy sdh pindah agama,setelah melihat orng2 Muslim yg pemalas,kotor,jorok,radikal dan fundamentalis di bebearapa kota besar di Indonesia,saya merasa sngt sedih. Begitu sy masuk masjid2 disana melihat banyk orng tidur di Masjid dan Masjid2 disana kotor dan ga dirawat, kamar mandi dn tempat wudhunya ( maaf ) tp benar2 menjijikkan. Sebaliknya gereja2 disana( bersih dan dirawat dngn baik ) Turki itu emang negara yg bebas itu lah bedanya dngn Indonesia kami masyarakat Turki dan pemerintah tdk pernah memaksa o orng utk menutup night clubnya,restoran makannya dan disini tidak pernah ada kerusuhan kalo lihat orng yg makan siang di rumah makan pada saat bulan Ramadan. Beda dengn Indonesia yg sy srng lht orng2 berantam karena lihat orng makan siang di rumah makan polisipun bisa menyalahkan orng yg makan siang cuma karena dy ga puasa dan juga orng tersebut iti non muslim. Saya sngt suka dngn orang Indonesia tp kalo masalah agama tolong jngn membandingkan Indonesia dngn Turki.Disini emang tidak boleh ada takbiran satu hari sebelum hari raya karena kami tdk berhak mengangu masyrakat dalam agama Islampun begitu. Sy sendiri sebagai orng Muslim aja merasa tergangu pd saat takbiran karena suara anak3e kecil yg aneh. Disini juga ada takbiran tp dlm masjid saja dn ga mengangu orng lain dngn memakai spiker dan juga disini Jamaah2 Islam tidak bisa menutupi jln raya utk acara Maulid Nabi seperti yg sering dilakukan di jln Raya Lenteng Agung dan juga Pasar minggu dan juga jln Raya Kemang. Karena tempat utk merayakan Maulid Nabi iti bukan jalan Raya, dengan menutup jln raya mereka yg menyebut dirinya Ustad menyiksa orng2 yg sdng perjalan pulang ke rumahnya. Dan satu hal lagi di Turki orng2 yg menyebut dirinya Ustad tdk pernah menjadi juri dlm acara seperti Indonesian Idol,Dagndut Star dn semacamnya. Tapi itu semua sering terjadi di Indonesia, kalo lagi bulan Ramadhan iklan obat dn rokokpun bisa disesuaikan dngn Ramadan itu sangat aneh dan tidak cocok dengan Islam. I’m proud of being a Muslim in Türkiye…
Tambahan komentar dari Kemal Demir ke email pribadi saya:
From: kemal demir
To: erickson jhon
Sent: Tuesday, 7 August 2012, 8:57
Subject: RE: [Travel “X”] Comment: “Turki Yang Sekuler Diantara Dua Benua”
Thanks mr. Erickson,
Sebenarnya saya tidak ada masalah dngn blog anda dn saya senang membaca pengalaman anda di Turki, Yang bikin saya benar2 marah itu salah satu commentar yg menyebut Turki sebagai sampah karena negara saya sekuler. Makanya saya juga menceritakan pengalaman saya tentang Indonesia. Saya sngt suka Indonesia walaupun banyak kekurangan tp jg ada kelebihannya. Karena itu sy belajar bahasa Indonesia dan sdh 7 thn tnggl di Indonesia. Saya lg liburan di negara sy sendiri tp benar2 kangen sm teman2 di Depok dan Jakarta.
Kemal,
Good for you bro for being a Turkish. I have no further comments.
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
Halo Pa Ginting,
Saya ada rencana ke turki awal tahun 2013. Kira2 cuaca dsna sedang musim dingin atau musim panas ya. Kebetulan saya baru akan pertama kali ke turki. Untuk pengalaman pertama ke turki lebih baik sendiri atau ikut tour yaa…..
Salam kenal
Nindya
Nindi,
Kamu mau ke Turki bagian mana? Kalau di Anatolia (Ankara, Capadocia sekitarnya) musim dingin bisa mencari -10derajat C. Tapi kalau kamu ke Istanbul atau Antalya di Laut Mediterania, suhu sekitar 12 derajat C. Soal mau ikut tour atau travel sendiri, itu tergantung keberanian dan kenyamanan kamu. Menurut kamu, kamu termasuk orang yang cepat panikan kalau dapat masalah? Kalau cepat panik, mending ikut tour saja.
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
wah, pengen backpack kesana nih, ada niat backpack kesana ga nih ?
Saya pernah tinggal disana……:-)
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
Senang banget mendengar yang namanya turkey ,, ga tau kenapa itu akan menjadi my first destination . Thank you bang ginting for this information. 🙂
Sama-sama Monica.Semoga suatu saat bisa pergi kesana.
regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
Sebenarnya bisa dikatakan bahwa negara turkey terlalu banyak intervensi dahulunya, menurutku sendiri agama islam yang mayoritasnya dijalankan dengan penuh ketaatan sangat bertentangan dengan yang dijalankan diturkey, hal tersebut menginginkanku untuk belajar lebih mengenai hal tersebut. Orang-orang turkey sendiri seperti kehilangan jati diri karena kebudayaan yg tidak orisinil. Sepertinya bang ginting senang sekali menulis ya, sampai-sampai setiap comment pengunjung selalu dibalas. Tulisan abang sangat bermanfaat , 2 jempol untuk abang 🙂
Hi Monica, Kalau Negara yang terbuka pastilah selalu mendapat pengaruh dari luar. Turki memang punya dilemma eropa-Asia dan islam-sekuler. Orang2 perkotaan disana sangat sekuler sedangkan di desa2 masih sangat konservatif. Sekarang mungkin pengaruh sekularisme mulai berkurang sejak Erdogan berkuasa. Saya hanya berusaha untuk menjawab pertanyaan yang ada dan memberi semangat. kalau komentar yang singkat, iseng, dan SARA tak pernah saya balas atau saya langsung hapus. Blog ini untuk orang2 yang mau belajar….:-) regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
Aku menunggu cerita-cerita lain abang tentang Turki 🙂 sukses terus bang 🙂
Komennya ramai bang…
Aku ke Turki tahun lalu…jatuh cinta banget sama Turki..apalagi Cappodocia..dan kaget banget ternyata di sana banyak tempat bersejarah Kristen…Entah kenapa sebagai Kristiani aku malah terharu banget jalan-jalan ke sana…Mebayangkan kehidupan Kristiani masa lalu di tempat ini dan dalam tekanan.. Aku jalan-jalan ke 3 kota dengan pakai Guide lokal sana dan semuanya muslim..1 guide cowok dan 2 guide cewek…semua guide baik wanita dan pria semua merokok (mungkin karena pengaruh musim dingin).. Semuanya welcome, ramah dan mereka memang bilang kalau di turki sudah liberal. penjelasannya sama kaya ulasan abang.
Ito Linda, Kalau sudah soal agama, orang memang ribut…..hehehe….Tapi mau bilang apalagi, begitulah di sana keadaannya….kalau di desa masih tradsional lah…Tapi jangan salah “honour killing” di negara ini masih terjadi loh….selama aku di sana aja ada tiga kasus “honour killing”. Jadi memang agak aneh, di perkotaan masih sangat modern tapi di desa masih sangat puritan…… regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/