Tahun Baru di Jerusalem dan Saigon (Ho Chi Minh City) Yang Sedikit Berbeda
Setiap negara punya caranya sendiri untuk merayakan malam tahun baru. Kebetulan aku pernah merayakan malam tahun baru di beberapa negara yang berbeda. Satu kesamaan dari semua negara tersebut adalah ledakan kembang api di udara yang membuat langit malam tahun baru indah dan penuh kemeriahan. Tapi, pengalamanku di dua kota Jerusalem dan Saigon (Ho Chi Minh City) tak seperti pengalaman-pengalamanku yang lainnya dalam merayakan tahun baru. Aku bisa katakan kedua kota yang terletak di Vietnman dan Israel ini mempunyai cara sendiri untuk merayakan malam tahun baru.
Aku berada di Palestina dan Israel saat melakukan pilgrim ke Israel menjelang pergantian abad dari abad 20 ke 21 (Y2K). Saat itu Betlehem telah dijadikan salah satu tempat perayaan pergantian abad yang akan disiarkan ke seluruh dunia. Sebuah panggung di halaman “Church Of Navity” atau gereja tempat kelahiran Tuhan Yesus telah dibangun. Sore hari setelah berkeliling Betlehem, kami balik ke Jerusalem Barat. Rombongan kami memang menginap di sebuah hotel di Jerusalem Barat. Sedikit menyebalkan memang karena kalau menginap di Jerusalem Timur, aku bisa jalan kaki ke Betlehem. Tapi, karena sudah “mupeng’ menjadi bagian dari orang-orang di dunia yang merayakan pergantian abad, aku berencana balik ke Betlehem dari Jerusalem Barat malam harinya dengan naik bus. Jarak Betlehem dan Jerusalem memang tidak terlalu jauh, hanya sekitar setengah jam perjalanan.
Ketika malam mulai datang, aku meminta izin dari pimpinan rombongan untuk pergi ke Betlehem. Aku keluar hotel dan bertanya kepada resepsionis cara paling murah pergi ke Betlehem. Si resepsionis bilang dengan bus. Aku keluar hotel mencari bus, tapi kota Jerusalem Barat seperti kota mati. Tak ada satu orang pun di jalan apalagi bus. Bus ke Betlehem telah berhenti beroperasi sejak pukul 6 sore. Semua kegiatan di Jerusalem Barat benar-benar shut down. Si resepsionis lupa bilang kalau malam tanggal 31 Desember 1999 tepat jatuh di hari Jumat yang menjadi malam Sabath bagi pemeluk agama Yahudi. Pada saat malam Sabath (Jumat malam) para penganut Yahudi berdiam di rumah berdoa dan tidak melakukan kegiatan apapun. Resepsionis hotel menawarkan taxi, 20 dollar sekali pergi. Kalau PP bisa 40 dollar. Supir taxi benar-benar memanfaatkan keadaan. Kalau aku menghabiskan uang 40 dollar untuk naik taxi, aku tidak akan punya cukup uang untuk bertahan 3 hari lagi di negara ini. Aku jadi sedikit menyesali telah membeli pisau seharga 35 dollar tadi siang yang membuatku melewatkan kemeriahan pergantian abad di salah satu kota paling kuno di dunia dan malah menghabiskan malam pergantian abad di salah satu kota paling kuno yang lain yang keadaannya seperti kota mati yang tak berpenghuni.
Saigon yang sekarang berganti nama menjadi Ho Chi Minh City juga punya cara yang lain dalam merayakan malam pergantian tahun. Kebetulan aku berada di kota ini saat pergantian tahun 2006 ke 2007. Saat itu aku pergi bersama dua orang teman melakukan perjalanan dari Phnom Penh ke Saigon. Kami sengaja mau menghabiskan malam tahun baru di Saigon dengan harapan kota ini akan merayakan acara pergantian tahun dengan meriah. Aku sudah merasa yakin kota ini akan melakukannya karena banyaknya poster-poster ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru yang bertebaran di berbagai sudut kota. Malam harinya kami sudah bersiap dengan kemeriahan Saigon menyambut tahun baru. Pukul 7 malam kami mulai menyusuri sudut-sudut kota. Kota Saigon dipenuhi oleh pengendara motor yang berkeliling kota.
Kami lalu pergi menuju pusat kota dekat sebuah gereja Katolik. Disana ada pasar malam sehingga kemeriahan terpusat disini, sedangkan di bagian lain, Saigon sangat sepi termasuk daerah turis di jalan Pham Ngu Lao. Kami berjalan kaki ke setiap sudut kota Saigon, tapi tak ada tanda-tanda bahwa akan terjadi kemeriahan di detik-detik pergantian tahun. Lampu-lampu jalan juga mulai dimatikan ketika malam semakin larut. Saigon pun menjadi lebih gelap. Kami mulai skeptis dengan perayaan kembang api dan kemeriahan sepert perayaan tahun baru pada umumnya. Benar dugaan kami, ketika detik pertama melewati jam 12 malam 2006, tak ada satupun kembang api yang meledak di langit Saigon. Tak ada kemeriahaan dan panggung gembira seperti yang ada di Indonesia dan negara-negara lain. Kemeriahan hanya ada di beberapa klub malam di sekitar Pang Ngu Lao dimana para turis bule yang mabok berteriak, “Happy New Year!!!!” Selebihnya, hanya kegelapan dan kesunyian malam. Tak selamanya malam tahun baru selalu meriah, paling tidak untuk kedua Jerusalem dan Saigon. Selamat Tahun Baru 2011.
Copyright: Jhon Erickson Ginting
Sumber: Pengalaman Pribadi
Copyright Photo’s: Jhon Erickson Ginting
Iya bener.. Saya tahun baru 2012 ini kebetulan di Saigon juga dan pergi ke salah satu tempat di Jalan Pham Ngu Lao. Tapi….banyak banget kok orang Vietnam di sana (khususnya orang-orang muda). Dan taman di sana sudah mulai ramai dari jam 10 malam (bahkan saya ditolak sama supir taksi karena jalanan terlalu penuh katanya!). Tapi memang agak aneh…biasanya pesta baru mulai meriah sesudah jam 12. Waktu itu, sesudah jam 12, semua orang langsung pulang dan jalanan langsung sepi. Mereka benar-benar hanya menunggu jam 12 malam. Begitu jam 12.30, nyaris nggak ada orang sama sekali di tempat yang super-macet-nan-ramai itu.
Nanda,
Kalau 6 tahun yang lalu memang sepi. Vietnam mulai ramai dikunjungi sekitar 3-4 tahun terakhir. Dulu, Sebelum dan setelah jam 12 tidak ada keramaian, cuma motor aja yang bersilewaran kesana-mari nggak jelas……:-p. Sekarang berarti ada kemajuan, mereka ramai sebelum jam 12….hehehehe
J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
ceritanya keren om…..!!! Nama acc twitter ada gak? @JwcKennedy
John, Thank you atas apresiasinya. Account twitter saya: “travelxxx”. Saya tulis di blog di bagian kanan atas. Nanti saya follow. regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
maaf mau tanya, saya mau ke ho chi minh juli depan.
apakah susah untuk masuk ke vietnam.
saya cuma punya passpot saja, dan untuk tinggal selama semingu
doc apa saja yang harus saya siapkan.
soalny ini pertama kali saya ke luar negri
sebelumnya terima kasih atas info nya
Mas Asep, Dokumen yang perlu dibawa cuma passport karena Vietnam sudah bebas visa. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Cuma, kalau sampai disana.Naik taksi dari bandara ke hotel pakai taksi May Linh biar nggak ketipu. Bandara di Ho Chim Minh dan Hanoi penuh dengan penipu. Jadi, hati-hati saja. regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
terima kasih info nya pak.
itu sangat berarti buat saya…….!!!
dan rencananya saya akan tinggal di sana 1 sampai 2 minggu
apakah harus memakai ijin surat tinggal….???
makasih pak sebelumnya
Mas Asep, Visa turis on arrival Vietnam berlaku untuk 1 bulan. Jadi, tak perlu surat izin tinggal apapun. Sama-sama Mas… regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
oh begitu ya pak.
kalau boleh tau, berapa ya biaya yang harus di keluarkan untuk visa on arrival
di vietnam….
soal ny anda lebih berpengalaman… hehehe
terima kasih pak
Waduh maaf nih Mas Asep. Kayaknya pertanyaan sebelumnya saya salah jawab. Seharusnya bukan visa on arrival tapi bebas visa. Jadi, anda tak perlu bayar apa-apa. Vietnam sudah bebas visa…..sekali lagi maaf nih….Bebas visa Vietnam berlaku 30 hari dans selama itu anda berhak berada di Vietnam sebagai turis….. regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
________________________________
Horas lae (kebetulan sama” dari sumatera utara, walau aku aslinya pematangsiantar) hahahaha.. Blog nya sangat menarik, tiap malam selalu ku baca kisah” bang John, salam kenal, bang! Sudah saya follow twitter nya juga 🙂 sukses selalu!
Horas Miyoko, Terimakasih bisa menikmati tulisan2 ku. Ini cerita jaman masih bujangan dulu…hehehe…Selamat menikmatilah kalau gitu. regards J.E Ginting https://ginting.wordpress.com/
Hahahaha.. Kebetulan kemarin baru urus visa Myanmar, untuk VOA hanya berlaku untuk visa business, akhir July mau keliling Asean, semoga suatu hari kita bertemu di salah satu negara, bang 🙂
Hi mas..saya mau tanya bagaimana ya caranya org indo untuk berwisata ke israel tanpa menggunakan jasa tour? Karena setahu saya kita tidak ada hubungan kenegaraan dengan israel
Kalau ada..bagaimana cara dan prosesnya ya mas? Thanks sebelumnya mas.