Danielle, Traveler Yang Membuat Perbedaan…..


Menjadi seorang traveler adalah hal yang biasa. Menjadi hardcore traveler bagi beberapa orang sebagai hal yang juga biasa. Menjadi traveler dan pionir adalah hal yang luar biasa. Inilah yang dilakukan Danielle, pemilik bar tempat kami nongkrong di Nkhata Bay, Malawi. Dia menolong banyak wanita yang disia-siakan dan bahkan disiksa oleh suami mereka di Nkhata Bay, kampung nelayan yang berubah menjadi tempat berkumpulnya para traveler dari berbagai penjuru dunia (thanks to the hippies yang memperkenalkan tempat ini ke dunia…). Aku tidak pernah menyangka wanita Jerman yang cantik seperti Danielle punya perhatian yang besar terhadap kaumnya karena biasanya aku mengenal orang Jerman sebagai orang yang sangat individualis. Jangankan menolong orang, menyapa orang saja mereka tidak mau. Mungkin Danielle berubah ketika dia keluar dari Jerman sehingga jiwa sosialnya berkembang.

Kegiatan sosialnya berawal ketika wanita-wanita di Nkhata Bay mendatanginya meminta pertolongan kepadanya. Sebgaian besar mereka menangis ketika bertemu Danielle.

”I cannot see them crying and hopeless about their life. I have to do something for these women,” kata Danielle kepada kami di suatu sore.

Karena tergerak hatinya, Danielle bersama dengan teman-temannya orang bule yang membuka usaha di Nkhata Bay akhirnya mendirikan bengkel kerajinan tangan buat para wanita di Nkhata Bay. Dia juga membuka sebuah koperasi untuk menjual hasil kerajinan tangan yang bisa dijual ke turis.-turis. Hasil penjualan tidak dibawa pulang tetapi ditabung di bank karena kalau para wanita ini membawa uang ke rumah, suami mereka akan mencuri uang tersebut atau memukuli mereka untuk mendapatkan uang yang mereka hasilkan.

Menjadi wanita memang sulit di Afrika yang masih memegang tradisi paternalistik yang kuat. Wanita selalu menjadi warga negara kelas dua. Laki-laki berhak mempunyai istri lebih dari satu dan memperlakukan wanita sebagai sapi merah. Melihat kenyataan ini, Danielle tidak hanya menolong mereka secara finansial, tapi juga mengajar wanita-wanita ini menjadi mandiri dan tidak tergantung dengan suami mereka. Dia menanamkan kepada setiap wanita yang diajarnya untuk mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

“I want them to have self confidence. When I leave this place, I don’t want them becomes their husband slave again,” tegas Danielle tentang misinya di Nkhata Bay.

Aku mengagumi semangat Danielle menolong wanita-wanita di Nkhata Bay dari segi finansial dan juga mental. Tak banyak orang yang mau tinggal di sebuah tempat terpencil seperti Nkhata dan menolong orang-orang disekitarnya. Butuh keinginan dan tekad yang kuat untuk melakukan itu apalagi dari seorang traveler yang terbiasa dengan kehidupan yang bebas. Danielle telah membuktikan bahwa menjadi traveler tidak harus mengikuti ego untuk mencapai semua sudut-sudut dunia. Menolong orang yang berada dalam kesulitan lebih memberi arti terhadap petualangan itu sendiri….

Copyright: Jhon Erickson Ginting
Sumber: Pengalaman Pribadi.